TUGAS AKHIR
UAS 2016/2017
Perencanaan Pemasaran, Penentuan Harga,
Perluasan Usaha dan Kompetensi Wirausaha pada
RIZKY ANTIQUE
Alamat : Desa
Prambatan Lor RT 7 RW 1,Kec Kaliwungu,Kab Kudus
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan
Dosen pengampu : Dr.Drs, Sukirman, S.Pd, S.H, MM
Disusun Oleh
Nama : SENO
SUDRAJAT
NIM : 201511338
Kelas :
Semester 4/ Paralel
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017
Kata Pengantar
Alhamdulilah,
segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan
karunianya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang
telah di tentukan dan makalah ini sebagai syarat salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan yang
berjudul “Perencanaan
Pemasaran, Penentuan Harga, Perluasan Usaha dan Kompetensi Wirausaha pada RIZKY ANTIQUE”
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,sehingga
penyusun mengharap kritik dan saran dari pembaca agar pembuatan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik. Serta kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam proses pembuatan makalah
ini,sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Semoga ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan kritik serta saran sangat kami butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kudus, 16 Juni 2017
Seno Sudrajat
Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar........................................................................................................... .. i
Daftar Isi.................................................................................................................... .. ii
Abstrak....................................................................................................................... .. iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ .. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... .. 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ .. 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................. .. 2
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................. .. 3
2.1 Perencanaan
Pemasaran....................................................................................... 3
2.2 Penentuan
Harga.................................................................................................. 5
2.3
Perluasan Usaha................................................................................................... 9
2.4 Kompetensi
Kewirausahaan................................................................................. 13
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................ .. 19
3.1 Profil Usaha......................................................................................................... .. 19
3.2
Sejara Usaha......................................................................................................... .. 19
3.3
Perencanaan Pemasaran....................................................................................... .. 20
3.4 Penentuan Harga Produk..................................................................................... .. 21
3.5 Perluasan Usaha................................................................................................... .. 22
3.6 Kompetensi Kewirausahaan................................................................................. .. 22
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. .. 25
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................... .. 25
4.2 SARAN............................................................................................................... .. 26
LAMPIRAN.............................................................................................................. 27
BUKTI UPLOAD..................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
“Perencanaan Pemasaran, Penentuan Harga,
Perluasan Usaha dan Kompetensi Wirausaha pada Rizky Antique”
Oleh
Seno Sudrajat
201511338
Kewirausahaan adalah
suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru atau kreatif dan berbeda
(inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih. Orang yang memiliki
kemampuan untuk melakukan kordinasi organisasi dan pengawasan. Wirausaha
memiliki pengetahuan yang luas tentang berwirausaha dalam menentukan
keputusan-keputusan tentang lingkungan usaha dan mengelola sejumlah modal dan
menghadapi sejumlah ketidakpastian untuk meraih keuntungan.
Pemasaran merupakan kegiatan
penting dari perusahaan yang menghasilkan produk untuk dijual dengan tujuan
memperoleh keuntungan. Berdasarkan keuntungan diharapkan perusahaan dapat
melanjutkan usaha, selain itu juga dapat mengembangkan usaha menjadi lebih
besar. Selain pemasaran, hal yang penting dalam perusahaan adalah harga. Harga
merupakan biaya atas pembuatan suatu produk, artinya jumlah pengeluaran dan
beban yang diperkenankan, langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan
barang dan jasa di dalam kondisi dan tempat dimana barang tersebut dapat
dipergunakan atau dijual.
Usaha kecil
dan menengah (UKM) memegang peranan yang sangat besar
dalam memajukan perekonomian Indonesia. Selain sebagai salah satu alternatif
lapangan kerja baru, UKM juga
berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter di saat perusahaan-perusahaan
besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Saat ini, UKM telah berkontribusi
besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia.
Rumah adat
Kudus merupakan salah satu hasil kebudayaan masa lampau yang keberadaannya
sangat langka di masa sekarang. Masyarakat kota Kudus biasa menyebutnya dengan omah
pencu karena atap yang menjulang tinggi tidak seperti rumah pada umumnya.
Banyak keistimewaan yang terkandung dalam rumah adat Kudus di antaranya yaitu,
komponen pembentuknya, motif ukiran, tata letak bangunan, dan tumbuhan yang ada
di sekitar rumah. Keistimewaan-keistimewaan tersebut mempunyai nama yang
tersusun atas satuan bahasa yang berbentuk kata dan frasa. Bentuk kata dan
frasa inilah yang dapat melahirkan sebuah makna. Menurut pemikiran orang Jawa,
nama merupakan pengharapan sesuatu kepada apa yang yang telah diberi nama itu.
Oleh karena itu banyak nama komponen rumah adat Kudus yang mempunyai peranan
tidak hanya sebagai nama atau ciri pembeda, tetapi juga mengandung filosofi
yang tidak semua orang mengetahuinya.
Dalam
observasi di Rizky Antique yang bergerak dibidang property rumah adat Kudus,
saya dapat memperoleh hasil tentang bagaimana mereka membuat perencanaan
pemasaran, menentukan daftar harga, dan perluasan harga sehingga mereka dapat
memperoleh omset ratusan juta rupiah setiap tahunnya. Kunci dari semua itu
adalah inovasi yang berkelanjutan. Jadi mereka bisa dapat berinovasi untuk
produknya atau bisa dapat juga berinovasi motif produknya. Jadi itu merupakan
salah satu peluang besar bagi pelaku usaha, sehingga mereka dapat berkembang
dan terus berkembang pesat.
Kata Kunci : Kewirausahaan, Pemasaran, Usaha Kecil
Menengah, Rumah Adat Kudus,
Inovasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan masyarakat,
keberadaan rumah adat Kudus sendiri sebagai penentu tingkat perekonomian
seseorang. Tidak dapat dimungkiri untuk pengrajin yang membuat rumah adat ini
mematok harga yang sangat mahal, sehingga hanya sebagian kecil masyarakat
dengan tingkat perekonomian menengah ke atas yang bisa membelinya.
Rumah Adat Kudus merupakan salah satu
rumah tradisional yang mencerminkan akulturasi kebudayaan masyarakat Kudus.
Rumah Adat Kudus memiliki atap berbentuk joglo pencu, dengan bangunan yang
didominasi seni ukir empat dimensi khas Kota Kudus yang merupakan perpaduan
gaya seni ukir dari budaya Hindu, Persia (Islam), Cina, dan Eropa. Rumah ini
diperkirakan mulai dibangun pada tahun 1500-an M dengan bahan baku utama (95%)
dari kayu jati (tectona grandis) berkualitas tinggi dengan sistem pemasangan
knock-down (bongkar pasang tanpa paku).
Dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya, Rumah Adat Kudus banyak berdiri di wilayah Kudus Kulon (Alun-alun
ke barat) yang komposisi penduduknya mayoritas adalah pengusaha dan
pedagang yang secara ekonomi lebih maju dibandingkan dengan penduduk di wilayah
Kudus Wetan (Alun-alun ke timur). Pada awalnya, Rumah Adat Kudus hanya dimiliki
oleh para pedagang Cina Islam, tetapi kemudian banyak pedagang pribumi yang
ikut mendirikan rumah adat tersebut setelah usaha mereka berkembang. Rumah Adat
Kudus sebagian besar dibangun sebelum tahun 1810 M dan pernah menjadi simbol
kemewahan bagi pemiliknya pada waktu itu.
Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah
Rumah Adat Kudus semakin berkurang, karena setelah sang pemilik meninggal
dunia, banyak ahli warisnya yang kemudian menjual rumah tersebut. Didasari atas
kekhawatiran akan punahnya warisan budaya yang bernilai sejarah tinggi ini,
pada tahun 1828 M para pengusaha di Kudus memrakarsai pembangunan kembali Rumah
Adat Kudus di sebuah tempat yang sekarang ini lebih dikenal sebagai kompleks
Museum Kretek Kudus.
Latar
belakangi penulis mengambil jenis UMKM yang bergerak dibidang Property Rumah
Tradisional yaitu karena trend mode rumah zaman sekarang dan kolektor barang
antik yang semakin banyak. Trend mode rumah zaman sekarang adalah penggabungan
antara rumah modern dengan rumah tradisional. Usaha property rumah tradisional
tersebut sangatlah menarik,karena perlu ide kreatif dan berjiwa seni yang
tinggi. Walaupun dalam pengerjaan cukup lama,namun hasilnya tidak akan
mengecewakan. Usaha property rumah tradisional juga memanfaatkan Sumber Daya
Alam yang ada dan secukupnya. Jadi tidak perlu merusak Sumber Daya Alam yang
masih asri bahkan sampai dengan merusak dan membakar hutan. Dengan alasan tersebut penulis memilih
Rizky Antique sebagai tempat observasi penulis dalam mendapatkan informasi yang
jelas dan akurat.
1.2 Rumusan
Masalah
a. Bagaimana profil dari Rizky Antique?
b.
Bagaimana
perencanaan pemasaran pada Rizky Antique
?
c.
Bagaimana
penentuan harga produk pada Rizky Antique
?
d.
Bagaimana
perencanaan perluasan usaha pada Rizky
Antique?
e.
Bagaimana
kompetensi kewirausahaan yang dimiliki oleh Rizky
Antique?
1.3 Tujuan Makalah
a. Untuk mengetahui profil Rizky Antique,
b.
Untuk mengetahui perencanaan
pemasaran Rizky Antique,
c.
Untuk mengetahui
penentuan harga produk pada Rizky Antique
d.
Untuk mengetahui
perencanaan perluasan usaha pada Rizky
Antique,
e.
Untuk mengertahui
kompetensi kewirausahaan pada Rizky Antique.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1
Perencanaan
Pemasaran
a.
Definisi Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan pokok dari suatu
perusahaan yang modern, dengan melayani segala kebutuhan manusia (human needs) secara efektif. Tujuan
dari pelayanan tersebut adalah melalui transaksi pertukaran antara produsen
dengan konsumen. Konsep transaksi pertukaran merupakan pokok permasalahan dari
kegiatan pemasaran. Berdasarkan transaksi pertukaran, produsen menawarkan sesuatu
yang konsumen perlukan, kenudian produsen dengan kegiatan penawaran yang
atraktif, diharapkan konsumen akan membeli dan kembali membeli.
Menurut Philip Kotler (1985:7), kegiatan
pemasaran suatu produk adalah kegiatan menganalisi, merencanakan, melaksanakan,
dan mengawasi seluruh program yang telah dirancang sebelumnya agar terjadi
pertukaran nilai secara sukarela ( dengan konsumen ), sehingga tercapai tujuan
perusahaan. Selain itu, pemasaran berkaitan pula dengan merancang lembaga yang
mempunyai kegiatan untuk menawarkan produk dalam memenuhi kebutuhan pasar
(konsumen) yang telah di targetkan. Penawaran dilakukan dengan menggunakan
harga yang efektif, komunikasi dan distribusi yang baik, menyampaikan,
mendorong, dan memberikan pelayanan yang baik pada konsumen.
b.
Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran tidak terlepas dari, perencanaan,
arahan, atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai tujuan. Beberapa
langkah untuk merencanakan pemasaran bagi usaha baru di antaranya sebagai
berikut:
2.
langkah kedua,
memilih pasar sasaran khusus.
3.
langkah ketiga,
menempatkan strategi pemasaran dalam persaingan.
4.
langkah ke empat,
memilih strategi pemasaran.
c. Bauran Pemasaran
1.
penelitian dan pengembangan
pasar (probe)
Langkah petama dalam kegiatan pemasaran adalah meneliti kebutuhan dan
keinginan konsumen, berapa jumlah, bagaimana daya beli, dimana tempat konsumen,
dan berapa permintaan, semua merupakan informasi penting bagi pemasaran produk baru.
2.
berorientasi pada
konsumen
Usaha baru yang berhasil pada umumnya memusatkan perhatian pada
pengembangan sikap berorintasi pada kepuasan para pemilik kepentingan (stakeholdersatisfaction). Orientasi pada
pemasaran ditunjuk kepada kepuasan pelanggan.
3.
kualitas
Keberhasilan dalam persaingan global sangat penting bagi perusahaan
untuk memperhatikan kualitas barang dan jasa serta pelayanan. Perbakan kualitas
menjadi tujuan stategi beberapa pengusaha di dunia, kemudian secara integral
dijadikan bagian dari budaya perusahaan. Perbaikan kualitas tersebut terangkum
dalam Total Quality Management (TQM).
4.
kenyamanan
Dilakukan dengan cara meminta informasi kepada pelanggan , misal
kesenangan apa yang diinginkan dan harapan dari pelayanan yang disajikan perusahaan.
5.
inovasi
Merupakan kunci keberhasilan bagi usaha baru. Perubahan besar yanng
sangat cepat dan persaingan yang kompleks menuntut inovasi terus-menerus.
Inovasi terus-menerus merupakan kekuatan bagi wirausaha dalam meraih sukses
usaha. Beberapa bentuk inovasi yang lazim dan terkenal antara lain bentuk
produk baru, perbedaan teknik, dan pendekatan baru dalam memperkenalkan.
6.
kecepatan
Merupakan kekuatan dalam persaingan. Kecepatan mengurangi biaya,
meningkatkan kualitas, dan emenuhi permintaan pasar. Secara filosofi, keceptan
di sebut Time Compression Management (TCM).
7.
pelayanan dan
kepuasan pelanggan
Wirusaha mengetahui bahwa salah satu cara terbaik untuk mempertahankan
pelanggan dan menarik pelanggan baru adalah dengan menyajikan pelayanan yang lebih
baik dan tidak tertandingi oleh pesaaing.
8.
produk
Produk memiliki siklus hidup (product
life cycle), terdiri atas tahap pengembangan, pengenalan, pertumbuhan
penjualan, kematangan, kejenuhan, dan penurunan.
2.2
Penentuan
Harga
a.
Definisi
Harga
Harga tepat adalah harga yang
dapat dijangkau dan paling efisien bagi konsumen. Wirausaha dapat menciptakan
harga yang paling efisien dengan inovasi dan kreativitas. Menetapkan harga yang
tepat perlu mempertimbangkan berbagai faktor, tidak sekedar intuisi atau perasaan,
tetapi juga berdasarkan informasi, fakta, dan analisis di lapangan.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan harga :
1.
biaya barang dan
jasa.
2.
permintaan dan
penawaran pasar.
3.
antisipasi volume
penjualan produk dan jasa.
4.
harga pesaing.
5.
kondisi ekonomi.
6.
lokasi usaha.
7.
fluktuasi musim.
8.
faktor psikologis
pelanggan.
9.
bunga kredit dan
bentuk kredit.
10. sensitivitas harga pelanggan (elastisitas permintaan)
Selain
mempertimbangkan faktor-fakor tersebut, terdapat beberapa cara yang dapat
dilakukan dalam memberikan harga untuk menarik konsumen :
1.
menentukan harga
dasar dan harga jual barang yang berbeda-beda,
2.
memberikan
potongan harga yang bervariasi,
3.
memberi keringanan
waktu pembayaran,.
b. Strategi Pemasaran
1.
penetrasi pasar (market penetration), )
adalah strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah penjualan barang dan jasa
yang sudah ada dengan memperbesar upaya penjualan dan periklanan. Misal, upaya
promosi dan iklan yang gencar dilakukan produk-produk jamu,
perusahaan-perusahaan rokok, produk makanan dan minuman, dan berhasi
meningkatkan angka penjualan.
2. pengembangan pasar (market
development),mencoba meningkatkan penjualan dengan memperkenalkan produk barang dan
jasa yang ada pada pasar baru. Posisi strategi ini, yang diperluas bukan upaya
penjualan atau promosi, melainkan uapaya untuk mencari pasar baru. Misal,
produk-produk AMWAY dan CNI yang dipasarkan melalui jaringan berjenjang (multilevel marketing).
3. Pengembangan produk (product
development), mencoba meningkatkan penjualan dengan memperkenalkan produk
dan jasa baru kepada pasar yang sudah ada. produk-produk itu dapat merupakan
modifikasi dari produk yang sudah ada. misal, produk-produk pakaian wanita dan
anak-anak, mobil, komputer, dan elektronik.
4. Segmentasi pasar (market
segmentation) merupakan strategi pemasaran yang terkenal bagi usaha baru,
produk dipasarkan berdasarkan segmentasi. Misal, segmentasi berdasarkan jenis
kelamin, usia, pekerjaan, tingkat pendapatan dan sebagainya.
c. Penentuan Harga
Penentuan harga produk baru perlu dilakukan dengan hati-hati. Jika
terlalu tinggi, volume penjualan bisa terjadi tidak terlalu tinggi. Sebaliknya bila
harga terlalu rendah, maka biaya tidak tertutupi oleh hasil penjualan.
d. Harga Barang
Konsumsi
Menentukan harga barang-barang yang diproduksi, suatu perusahaan
memiliki tiga pilihan harga, yaitu :
1.
harga di bawah harga
pasar untuk produk yang sama,
2.
harga di atas
harga pasar,
3.
harga sama dengan
harga pasar.
e. Harga Barang Industri
1.
strategi cost-plus pricing
Digunakan untuk barang-barang industri, yaitu dengan menambahkan margin
laba yang dikehendaki terhadap biaya-biaya langsung, seperti biaya bahan baku, ongkos
tenaga kerja, biaya overhead, penjualan, dan administrasi.
2.
biaya langsung dan
formulasi harga
Biaya langsung erupakan biaya yang langsung
berhubungan dengan volue produksi, misal biaya bahan baku dan upah tenaga
kerja. Pemmbiayaan ini tidak termasuk biaya overhead pabrik seperti sewa,
penyusutan, dan asuransi.
3.
penentuan harga
jual model pulang pokok
Penentuan harga jual dalam model ini dilakukan
dengan enghitung besar presentase tertentu dari total penjualan yang digunakan
untuk biaya variabel. Berikut salah satu contoh teknik menghitung harga jual
model pulang pokok atau titik impas (break
even).
f. Penentuan Harga
Jasa
Perusahaan jasa dapat memperoleh manfaat yang efektif. Perusahaan jasa
menentukan harga berdasarkan material yang digunakan untuk menyediakan jasa,
tenaga kerja, dan untuk memperoleh laba terdapat perusahaan jasa menghitung
harga pelayanan hanya didasarkan pad jam kerja atau jam kerja aktual yang
digunakan untuk membentuk jasa.
g. Promo
Barang dan jasa yang diproduksi supaya dikenal, diketahui dan diminta
konsumen, maka wirausaha perlu melakukan kegiatan sebagai berikut :
1. menginformasikan barang / jasa pada konsumen.
2. membujuk konsumen supaya membeli barang / jasa yang dihasilkan
3. mempengaruhi konsumen tertarik terhadap barang / jasa yang dihasilkan
Kegiatan –
kegiatan tersebut dilakukan dengan periklanan dan promosi. Sehingga, promosi
merupakan cara mengkomunikasikan barang / jasa yang ditawarkan. Agar konsumen
dapat mengenal dan membeli. Sesuai dengan fungsi promosi yaitu menginformasikan
(to inform), membujuk (to persuade), mengigat (to remind) dan mempengaruhi (to
influence) maka dengan promosi barang dan jasa akan mudah dikenal oleh
konsumen.
Beberapa
jenis promosi yang dapat dijadikan pertimbangan.
1.
media, misal media
cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik (radio, tv,internet, dan lain-
lain).
2.
promosi penjualan,
misal melalui pameran dagang, kuis berhadiah, dan lainnya.
3.
wiraniaga,
mempromosikan langsung barang ke konsumen dengan membawa produk.
4.
pemasaran
langsung, langsung menghubungi konsumen.
5.
humors, yaitu
mempublikasikan barang melalui billboard, pamphlet, dan sebaginya.
h.
Pemasaran Usaha Baru
Apabila belum mengetahui barang atau jasa yang akan dijual, terlebih
dahulu harus melakukan suvei untuk mendapatkan informasi mengenai :
1.
peluang pasar
2.
tempat yang tepat
3.
banyak barang yang
dibutuhkan
4.
target yang hendak
dicapai
5.
fungsi – fungsi
pemasaran usaha baru
Beberapa kegiatan dalam lingkup pemasaran, yakni:
a. pembelian
Pembelian merupakan kegiatan membeli barang yang akan kita jual kembali.
Kegiatan ini mencari pemasok misal agem, produsen atau pedagang besar (grosir).
Apabila dari produsen langsung. Sebaiknya menanyakan alamat perusahaan yang
menyediakan barang – barang kepada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan
atau lewat media sosial dan majalah bisnis lain, jika bukan dari produsen
langsung lebih baik hubungi agen dan distributor terdekat.
b. penyimpanan (penggudangan)
Simpan barang – barang dagangan sebaik mungkin, jangan sampai berubah
bentuk, sifat, warna, ukuran, dan standar kualitas
c. sortir dan pengemasan
Sortir dan pengemasan dilakukan dalam bentuk dan warna yang menarik,
aman dari perubahan bentuk, warna, sifat, dan standar kualitas. Penempatan
merek dagang juga harus diperhatikan dengan cermat.
d. penjualan
Penjualan berarti menyajikan
barang agar konsumen menjadi tertarik dan melakukan pembelian. Penjualan dapat
dilakukan dengan cara :
1. langsung mendatangi konsumen
2. menunggu kedatangan konsumen
3. melayani pesanan dan
4. kontak produksi
Agar
pembeli tertarik dan membeli barang, berusaha pelayanan penjualan sebaik
mungkin, misal:
1. mengelompokkan barang – barang yang tahan lama dan cepat using/ rusak
(tidak tahan lama). letakkan barang – barang yang diminati konsumen pada tempat
yang paling mudah dijangkau.
2. memberikan kepastian harga supaya konsumen dapat membandingkan dengan
harga pesaing.
3. melayani konsumen dengan cepat dan penuh keramahan.
2.3 Perluasan Usaha
a. Peningkatan
Ekonomis
Peningkatan ekonomis dapat dilakukan dengan menambah skala produksi,
tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha. Kondisi ini dapat
dilakukan apabila perluasan usaha akan menurunkan biaya jangka panjang, berarti
mencapai skala ekonomis (economics of
scale). Sebaliknya, apabila peningkatan output mengakibatkan peningkatan
biaya jangka panjang (diseconomics of
scale), maka kondisi ini tidak baik untuk dilakukan. Jika produk barang dan
jasa sudah mencapai titik paling efisien, maka memperluas skala ekonomi tidak
bisa dilakukan, karena akan mendorong kenaikan biaya. Berdasarkan kejadian
tersebut, maka skala usaha ekonomi akan terjadi apabila perluasan usaha atau
peningkatan output menurunkan biaya jangka panjang. Skala usaha tidak ekonomis
terjadi apabila perluasan usaha atau peningkatan output menaikkan biaya jangka
panjang. Apabila terjadi skala usaha yang tidak ekonomis, wirausaha dapat
meningkatkan usaha dengan memperluas cakupan usaha, karena skala ekonomis
menunjukkan pengurangan biaya perusahaan akibat kenaikan output, maka kurva
pengalaman atau kurva belajar menunjukkan pengurangan biaya yang muncul akibat
kenaikan volume secara kumulatif.
b. Perluasan
Usaha
Perluasan usaha dilakukan dengan menambah jenis usaha, produk, dan jasa
baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi (diversifikasi), serta dengan
teknologi yang berbeda. Misal usaha angkutan kota diperluas dengan usaha jasa
bus pariwisata, usaha jasa Pendidikan diperluas dengan usaha jasa pelatihan dan
kursus-kursus, dengan demikian lingkup usaha ekonomis dapat didefinisikan
sebagai suatu diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh total biaya
produksi gabungan (joint total production
cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama
adalah “lebih kecil” dari penjumlahan biaya produksi masing-masing produk itu
apabila diproduksi secara terpisah. Perluasan cakupan usaha bisa dilakukan apabila
wirausaha memiliki permodalan yang cukup. Sebaliknya, apabila lingkup usaha
tidak ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha yang tidak
ekonomis, dimana biaya produksi total bersama dalam memproduksi dua atau lebih
jenis produk secara bersama-sama adalah “lebih besar” dari penjumlahan biaya
produk pada masing-masing jenis produk itu apabila diproduksi secara terpisah
c. Manajemen Strategi
Kewirausahaan
1.
Manajemen
Kewirausahaan
Manajemen
kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa usaha
betul – betul eksis. Apabila usaha baru ingin berhasil, maka wirausaha
diharapkan memiliki empat kompetensi, yaitu :
a.
fokus pada dasar,
bukan pada teknologi,
b.
buat ramalan
pendanaan untuk menghindari tidak terbiayai perusahaan,
c.
bangun tim
manajemen, bukan menonjolkan perorangan (not
a “one-person” show),
d.
berikan peran
tertentu, khusus bagi wirausaha penemu.
Melakukan strategi usaha,
dapat menggunakan strategi dari empat strategi berikut:
a.
berada petam di
pasar dengan produk dan jasa baru
b.
posisikan produk
dan jasa baru tersebut pada relung pasar (niche
market) yang tidak terlayani
c.
fokuskan barang
dan jasa pada relung yang kecil tetapi bisa bertahan
d.
menguubah
karakteristik produk, pasar atau industri
2.
Strategi Kewirausahaan
Beberapa
keputusan strategis yang diperlukan dalam kondisi pertumbuhan, diantaranya
adalah :
a.
perubahan produk
barang dan jasa.
b.
strategi penetrasi
pasar, ekspansi pasar, diversifikasi produk dan jasa, integrasi regional, atau
ekspansi usaha.
c.
kemampuan
memperoleh modal investasi dalam penelitian dan pengembangan, proses produksi
dan penggantian peralatan, dan dalam rangka penambahan sumber daya manusia
d.
analisis sumber
daya manusia, sehingga memiliki ketrampilan yang unik untuk mengimplementasikan
strategi
e.
analisis pesaing
baik yang ada maupun yang potensial untuk memantapkan strategi bersaing.
f.
kemampuan menopang
keunggulan strategi perusahaan dan memodifikasi strategi dalam menghadapi
perubahan permintaan pelanggan dan perilaku strategi persaingan baru.
g.
penentuan harga
barang atau jasa jangka pendek dan jangkan panjang. keputusan penentuan harga
apakah sudah dibandingkan dengan strategi lain atau belum. analisis elastisitas
permintaan untuk setiap pasar apakah sudah dipahami.
h.
interaksi perusahaan
dengan masyarakat luas. terdapat interaksi strategik atau tidak untuk menjawab
kebutuhan masyarakat.
i.
pengaruh
pertumbuhan perusahaan yang tepat terhadap aliran kas. pertumbuhan perusahaan
apakah menimbulkan masalah likuiditas atau tidak.
3.
Strategi Pemimpin
Pasar
Apabila
perusahaan telah memiliki peluang pasar besar seperti pada masa pertumbuhan,
maka strategi yang perlu diperhatikan adalah :
a.
bersikap menyerang
dan agresif untuk mempertahankan, pangsa pasar.
b.
terbaik pada
pelanggan.
c.
bersikap bertahan
dan tidak terlalu agresif. posisi semacam ini, setiap departemen secara efektif
menemukan keunggulan bersaing dan secara bertahap dapat membangun hambatan
masuk ke segmen pasar yang dipilih untuk bersaing.
d.
tidak boleh ada
anggapan bahwa perusahaan yang berhasil tidak memiliki tantangan. perusahaan
yang pasif mempertahankan pasar akan selalu mengundang pesaing untuk memasuki
pasar.
4.
Strategi Bukan
Pemimpin Pasar
Perusahaan
memasuki tahap pertumbuhan memiliki posisi kuat (bukan pemimpin pasar) di
pasar, memiliki strategi tertentu. Strategi ini bukan untuk bersaing dengan
pemimpin pasar, ini dilakukan dengan cara :
a.
agresif
menggunakan kompetensi terbaik untuk meraih peluang pasar sehingga tidak
ditandingi oleh pesaing.
b.
mengembangkan
strategi sebagai pengikut. kondisi ekonomi yang baik, perusahaan yang mengikuti
strategi ini bisa berhasil.
5.
Strategi Lain
a.
pertahanan
bersaing
b.
mencoba produk
yang menjadi “andalan utama baru”, dan tidak berkonsentrasi pada perbaikan
keberhasilan produk yang sudah ada.
c.
mengambil langkah
positif dan proaktif untuk menguasai manager kunci dan ahli teknik profesional
yang selalu diikutsertakan dalam pembentukan keberhasilan perusahaan.
6.
Memelihara
Semangat Wirausaha
Mendorong
perilaku kretif supaya wirausaha memperoleh keuntungan dipasar
d. Perencanaan Usaha
Perencanaan
usaha sebagai langkah awal dalam memulai usaha memiliki dua fungsi, yaitu
sebagai pedoman untuk mecapai keberhasilan manajemen dan sebagai alat
mengajukan kebutuhan permodalan. Perencanaan biasanya memuat unsur – unsur
ringkasan eksekutif, sejarang perusahaan, profil usaha, strategi usaha, barang
dan jasa yang dihasilkan, strategi pemasaran, analisis pesaing, ringkasan
pemilik, rencana operasi, data keuangan, proposal pinjaman, dan jadwal
pelaksanaan.Selain perencanaan, wirausaha juga mencari sumber keuangan.
Terdapat dua sumber keuangan, yaitu internal perusahaan (terdiri atas cadangan,
dana perusahaan, dan laba ditahan), dan sumber eksternal perusahaan (terdiri
atas dana dari pemilik, dari pinjaman atau kredit negara lain). Kunci utama
dalam perusahaan adalah pemasaran
2.4
Kompetensi
Kewirausahaan
a. Dasar Kompetensi
Kesinambungan hidup perusahaan tergantung pada ketahanan wirausaha
dalam meraih keunggulan bersaing melalui strategi yang dimiliki. Colin
Montgomery (1998:5), strategi perusahaan adalah cara-cara perusahaan
menciptakan nilai melalui konfigurasi dan koordinasi aktivitas multipemasaran.
Manajemen perusahaan modern telah terjadi pergeseran strategi,
dari strategi memaksimalkan keuntungan pemegang saham (mencari laba perusahaan)
menjadi memaksimalkan keuntungan bagi semua yang berkepentingan dalam
perusahaan (stakeholder), yaitu individu atau kelompok yang memiliki
kepentingan dalam kegiatan perusahaan, bukan hanya pemegang saham, tetapi juga
karyawan, manajemen, pembeli, masyarakat, pemasok, distributor, dan pemerintah.
Konsep laba tidak dapat dikesampingkan dan merupakan alat yang penting bagi
perusahaan untuk menciptakan manfaat bagi pemilik kepentingan.
Laba perusahaan merupakan cermin dari kinerja manajemen strategis
yang berhasil memuaskan pemilik kepentingan. Tugas manajemen strategis adalah
menciptakan laba yang bisa dipergunakan sebagai sumber dana untuk investasi dan
meningkatkan manfaat bagi pemilik kepetingan. Albert Widjaja (1993), laba
perusahaan merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran keberhasilan, tetapi
bukan tujuan akhir dari suatu perusahaan, karena jika tidak memperoleh laba,
maka perusahaan tidak dapat memberikan kenaikan gaji, membagikan dividen kepada
pemegang saham, memperluas usaha, dan membayar pajak (J.Supranto, 1993:5)
Gary
Hamel dan C. K. Prahalad dalam karyanya "Competing for the Future" (1994) mengemukakan beberapa
definisi kompetensi inti sebagai berikut:
1.
kompetensi inti menggambarkan kemampuan kepemimpinan
daiam serangkaian
produk atau jasa.
2.
kompetensi inti adalah sekumpulan
keterampilan dan teknologi yang dimiliki perusahaan untuk bersaing.
3.
kompetensi inti adalah keterampilan yang
memungkinkan perusahaan memberikan manfaat fundamental kepada pelanggan.
4.
sumber-sumber kompetensi secara kompetitif
merupakan suatu keunikan bersaing dan memberikan kontribusi terhadap nilai dan
biaya konsumen.
pencarian ide-ide baru atau wawasan manajemen yang lebih luas
secara terus-menerus. Perusahaan dapat meraih keuntungan melalui penggunaan
sumber daya yang lebih baik, diantaranya dengan :
1.
pola organisasi dan administrasi yang baik.
2.
perpaduan asset fisik berwujud seperti sumber daya
manusia dana lam, serta asset tidak berwujud seperti kebiasaan berfikir kreatif
(penrose, 1985) dan keterampilan manajerial.
3.
budaya perusahaan.
4.
proses kerja dan penyesuaian yang cepat atas tuntutan
baru.
Wirausaha dapat lebih berkembang dalam persaingan lokal,
nasioanl, maupun internasional. Grant (1991) yang dikutip oleh Albert Wijaya
(1994), terdapat beberapa langakh yang dapat digunakan untuk mengembangakn
strategi berbasis sumber daya, antara lain:
1. mengidentifkasi dan mengklasifikasi sumber daya berupa:
a. teknologi
b. kapabilitas
karyawan
c. paten dan
merek
d. kemampuan
keuangan
e. Kecanggihan
pemasaran
f. Pelayanan
pelanggan.
Lebih lanjut, sumber daya tersebut diklasifikasikan :
a. Sumber
daya finansial
b. Sumber
daya fisik
c. Sumber
daya manusia
d. Sumber
daya teknologi
e. Sumber
daya reputasi organisasi.
2. mengidentifikasi
dan mengevaluasi kemampuan atau kapabilitas.
3. menyotir
dan mengembangkan kapabilitas untuk diterapkan dipasar guna mencapai keuntungan
tinggi secara berkesinambungan yang sulit ditiru atau disaingi.
4. memformulasikan
strategi pengembangan sumber daya inti dan kapabilitas seefektif mungkin pada
semua kegiatan manajemen.
b.
Stategi
Bersaing
Konsep
strategi pemasaran terdapat istilah (marketing
mix) yang dikenal dengan 4P, yaitu :
1. barang
dan jasa (product)
2. harga (price)
3. tempat (place)
4. promosi (promotion)
Kewirausahaan memiliki 4P
ditambah dengan satu P, yaitu probe
(penelitian dan pengembangan) sehingga menjadi 5P. Riset pemasaran selalu
menambahkan probe pada awal sehingga urutan bauran pemasaran
menjadi:
1. penelitian
dan pengembangan (probe)
2. barang
dan jasa (product)
3. harga (price)
4. tempat (place)
5. promosi (promotion)
Penelitian dan pengembangan dalam
kewirausahaan merupakan strategi utama karena memiliki keterkaitan dengan
kreativitas dan inovasi,
didalamnya tercakup penelitian dan pengembangan produk, harga, tempat, dan
promosi. Wirausaha berkembang dan berhasil karena memiliki kemampuan penelitian
dan pengembangan yang memadai sehingga tercipta barang-barang yang bernilai dan
unggul di pasar. Manajemen strategi yang baru, Mintzberg mengemukakan 5P sama
artinya dengan strategi, yaitu perencanaan (plan),
pola (patern), posisi (position), perspektif (perspective), dan permainan atau taktik
(play).
c. Strategi
Generik dan Keunggulan Bersaing.
Dalam karyanya paling terkenal Competitive
Strategy, Michael P. Porter (1997 dan 1998) mengungkapkan beberapa strategi
yang dapat digunakan perusahaan untuk dapat bersaing.
Beberapa aspek inti dari teori Porter adalah:
1. persaingan merupakan inti keberhasilan dan kegagalan, berarti
keberhasilan atau kegagalan bergantung pada keberanian perusahaan untuk dapat
bersaing. tanpa berani bersaing, keberhasilan tidak mungkin dapat diperoleh
(porter, 1997:1).
2. keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh
perusahaan bagi langganan atau pembeli. keunggulan bersaing menggambarkan cara
perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi generik (biaya rendah,
diferensiasi, dan fokus) untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing.
keunggulan bersaing menyangkut bagaimana suatu perusahaan benar-benar
menerapkan strategi generik dalam kegiatan praktis.
3. dua jenis dasar keunggulan bersaing, yaitu biaya rendah dan
diferensiasi. semua keunggulan bersaing ini berasal dari struktur industri.
perusahaan yang berhasil dengan strategi biaya rendah memiliki kemampuan dalam
mendesain produk dan pasar yang lebih efisien dibanding dengan pesaing. sedang
diferensiasi adalah kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa unik serta
memiliki nilai lebih (superior value)
bagi pembeli dalam bentuk kualitas produk, sifat-sifat khusus, dan pelayanan
lain.
Kedua jenis dasar keunggulan bersaing menghasilkan tiga strategi generik
(Porter, 1997:11-13), yaitu:
a.
biaya rendah,
strategi ini mengandalkan keunggulan biaya yang relatif rendah dalam
menghasilkan barang dan jasa. Keunggulan biaya berasal dari:
1)
pengerjaan
berskala ekonomis
2)
teknologi milik
sendiri
3)
akses preferensi
ke bahan baku
b.
diferensiasi,
strategi berasal dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa
yang unik dalam industri dan dalam semua dimensi umum yang dapat dihargai oleh
konsumen. Diferensiasi dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, antara lain:
1)
diferensiasi
produk
2)
diferensiasi
sistem penyerahan/penyampaian produk
3)
diferensiasi dalam
pendekatan pemasaran
4)
diferensiasi dalam
peralatan dan konstruksi
5)
diferensiasi dalam
citra produk
c.
fokus,
strategi fokus berusaha mencari keunggulan dalam segmen sasaran pasar tertentu
meski tidak memiliki keunggulan bersaing secara keseluruhan. Terdapat dua
fokus, yaitu:
1)
fokus
biaya, dilakukan dengan mengusahakan keunggulan biaya dalam segmen sasaran.
2)
fokus
diferensiasi, dilakukan dengan mengusahakan diferensiasi dalam segmen sasaran,
yaitu pembeli dengan pelayanan paling baik dan berbeda dengan yang lain.
Berdasarkan
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi generik pada dasarnya
merupakan pendekatan yang berbeda untuk menciptakan keunggulan. Melalui
keunggulan bersaing, perusahaan dapat memiliki kinerja diatas rata-rata
industri lain. Keunggulan bersaing merupakan kinerja perusahaan yang dapat
tampil di atas rata-rata.
d.
Strategi The New 7-S’s (D’Aveni)
D’Aveni mengajukan tujuh kunci keberhasilan perusahaan dalam lingkup
persaingan yang sangat dinamis dikenal dengan “The New 7-S’s.”Konsep “The
New 7-S’s” ini meliputi pokok-pokok dasar sebagai berikut:
1.
superior stakeholder satisfaction.
Strategi
yang pertama dari New 7-S’s ini
bertujuan memberikan kepuasan jauh di atas rata-rata kepada orang-orang yang
berkepentingan terhadap perusahaan, tidak hanya pemegang saham, namun juga
pemasok, karyawan, manajer, konsumen, pemerintah, dan masyarakat sekitar.
Memberi kepuasan kepada setiap pemilik kepentingan tersebut, maka kinerja
perusahaan akan semakin tinggi.
2.
soothsaying.
Strategi
yang kedua ini berfokus pada sasaran, perusahaan mencari posisi tepat bagi
produk dan jasa yang dihasilkan.
3.
positioning for speed.
Strategi
dalam memosisikan perusahaan secara cepat di pasar. Perusahaan segera
mengomunikasikan produk yang dihasilkan ke pasar agar segera dikenal konsumen.
4.
positioning for surprise.
Membuat
posisi mencengangkan melalui barang dan jasa baru yang lebih unik dan berbeda
serta memberikan nilai tambah baru sehingga konsumen menyukai barang dan jasa
yang diciptakan perusahaan.
5.
shifting the role of the game.
Strategi
kelima adalah mengubah pola-pola persaingan perusahaan yang dimainkan sehingga
pesaing terganggu dengan pola-pola baru yang berbeda.
6.
signaling strategic intent.
Strategi
keenam adalah mengutamakan perasaan. Kedekatan dengan para karyawan, relasi dan
konsumen merupakan strategi yang ampuh untuk meingkatkan kinerja perusahaan.
7.
simultanous and sequential strategic thrusts.
Strategi
ketujuh adalah mengembangkan faktor-faktor pendorong atau penggerak strategi
secara simultan dan berurutan melalui penciptaan barang dan jasa yang selalu memberi
kepuasan kepada konsumen.
Kunci
utama The New 7-S’s adalah
menggunakan inisiatif untuk merebut persaingan. Menurut D’Aveni, The New 7-S’s menyangkut penciptaan
sesuatu yang baru dan berbeda untuk masa yang akan datang. Strategi ini
dimaksudkan untuk membatasi strategi dinamis yang dimiliki oleh pesaing. Konsep
“creating a new and different future”
dikemukakan oleh D’Aveni identik dengan konsep “ability to create the new and different” kewirausahaan yang
dikemukakan oleh Drucker (1969:61).
D’Aveni
mengelompokkan New 7-S’s di atas
menjadi tiga kelompok yang sangat efektif untuk mengganggu pasar serta meliputi
visi, kemampuan, dan taktik. Kerangka kerja The
New 7-S’s berdasar pada strategi penemuan dan pengembangan keunggulan
melalui ganggungan pasar, bukan berdasarkan keunggulan yang berkesinambungan
dan keseimbangan yang sempurna. Sebagai ilustrasi, uraian ketiga faktor
tersebut tampak dalam Tabel dibawah. Ketiga faktor saling berhubungan dan
bekerja sama mengembangkan visi, kapabilitas, dan taktik untuk menciptakan
gangguan pasar. Tujuan dari The New 7-S’s
adalah menciptakan gangguan melalui penciptaan keunggulan-keunggulan baru yang
berkesinambungan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Profil
Usaha Rizky Antique
Nama Usaha : UD Rizky Antique
Produk :
Property Rumah Tradisional (Joglo,Gebyok,Gazebo,Rumah Geladak)
Nama Pemilik : Muhammad Sulafudin,
S.Pd
Alamat :
Desa Prambatan Lor RT 7 RW 1,Kec Kaliwungu,Kab Kudus
Telepon :
087833531112
Facebook :
UD Rizky Antique
3.2
Sejarah Rizky Antique
Rizky Antique merupakan
usaha dagang yang bergerak dibidang Property Rumah
Tradisional seperti Joglo,Gazebo,Gebyok,dan Rumah Geladak. Usaha ini berdiri
pada tahun 1998,dan yang mendirikan adalah Bapak Prastowo. Awal mula pada tahun
1998 hanya sebagai perantara atau sebagai sopir pengantar kayu ukir. Karena
usia sudah menua dan mempunyai pengetahuan tentang ukir,jadi Bapak Prastowo
memberanikan diri untuk membuka usaha ukir ini. Pada tahun 2000 usaha ini
berproduksi sendiri dan diberi nama “Rizky Antique”. Alasan Bapak Prastowo
mendirikan usaha joglo adalah karena usaha tersebut sangatlah menguntungkan dan
dari ukirannya tersebut juga mempunyai arti seperti Ukiran joglo
Kudus disebut sungging karena awalnya motif ukiran tersebut dibuat pertama kali
oleh Kyai Telingsing, anak dari Sunan Sungging yang memperistri perempuan dari
Tiongkok .
Usaha ini bertempatkan
di desa Prambatan Lor RT 7 RW 1. Pada Tahun 2012 usaha ini diwariskan kepada
anaknya yang bernama Mas Sula. Lalu semakin lama semakin pesat usaha ini yang
awalnya hanya mempunya lahan usaha yang sedikit dan sempit,sekarang ini sudah
mempunyai lahan yang cukup luas untuk dapat berproduksi.
Modal awal untuk mendirikan usaha Rizky Antique
yaitu dengan uang tabungan sendiri sebesar Rp 15.000.000,-. Uang itu digunakan untuk
membeli bahan baku dan peralatan tukang untuk menunjang produksi ukir yang
masih skala kecil.
Rizky Antique memiliki 20 orang karyawan tetap. Karyawan di Rizky
Antique dibagi menjadi 2 kelompok. 20
Karyawan tersebut dibagi menjadi
kelompok tenaga kerja Ukir dan kelompok tenaga kerja Kayu. Semua
karyawan Rizky Antique berdomisili di kota Kudus sendiri. Namun tenaga kerja
yang diambil bukan tenaga kerja baru atau abal-abal.Tenaga kerja yang diambil
tenaga kerja yang sudah ahli dan mempunyai pengalaman. Oleh sebab itu dalam mencari
karyawan yang berpengalaman dan ahli dibidangnya.
Dalam produksi Rizky Antique 1 buah barang
diperlukan waktu 3 bulan. Jadi tidak bisa diprediksi jumlah produksi Rizky
Antique dalam sebulan atau setahun,karena hal itu tergantung adanya pesanan
atau tidaknya. Kalau tidak ada pesanan maka produksi berhenti sebentar,lalu
kalau ada pesanan maka baru dapat berproduksi kembali. Jika pesanan ramai maka
dari Rizky Antique perbulannya dapat mendapatkan omset bersih 5-10 juta rupiah. Untuk
harga setiap produknya harganya berbeda-beda. Berikut adalah nama produknya;
1. Rumah
Joglo
2. Gazebo
3. Gebyok/meter
4. Rumah
Gladak
3.3
Perencanaan Pemasaran pada Rizky Antique
Untuk pemasaran produk dari Rizky Antique baru
wilayah Jawa dan Bali, seperti
Bandung, Jakarta, Magelang, Jogja, Semarang dan Bali. Hal
itu dikarenakan yang suka dengan joglo masih sedikit. Peminat dari joglo
sendiri masih sulit untuk ditemukan,karena joglo sendiri butuh perawatan yang
khusus dan teliti agar tetap bagus dan awet. Untuk perawatan joglo juga susah
karena banyak faktor yang dapat membuat joglo itu lusuh bahkan merusak, seperti debu, rayap, dll. Itu adalah faktor yang
membuat rumah tradisional menjadi jarang diminati.
Awal mula pemasaran dari Rizky Antique yaitu dengan
sistem mulut ke mulut seiring berjalannya waktu,kecanggihan dunia internet
sangatlah bermanfaat. Jadi selain dari mulut ke mulut maka dari pihak Rizky
Antique melebarkan pasarnya dengan pemasaran melalui dunia maya, yaitu Facebook. Dari
Facebook tersebut pesanan dari Rizky Antique berkembang secara pesat. Untuk
pemesanan kebanyakan konsumen datang langsung ke tempat dan bayar ditempat jika
kedua belah pihak sepakat. Ada juga yang pemesanan via telephone dan
pembayarannya via transfer. Untuk pemesan dari luar pulau jawa maka biaya
akomodasi untuk penyeberangan laut ditanggung oleh pihak konsumen.
Untuk pendistribusian barang atau produk biasanya
Rizky Antique melalui pengepul/pedagang perantara dan juga konsumen dapat
datang sendiri ditempat. Jadi jika ada pesanan langsung dikerjakan dan juga
dikirim ke konsumen. Untuk pengeset an barang bisa langsung pada saat barang
sudah sampai di konsumen. Biaya pengeset an sudah termasuk biaya angkut dan
biaya produk. Tidak ada batasan untuk pemesanan. Jika pesanan sudah penuh
apabila konsumen mempercayakan pesanannya terhadap Rizky Antique maka konsumen
diharapkan dapat bersabar menunggu. Jika tidak maka pesannya tersebut
dipertimbangkan kembali sanggup atau tidakkah pesanan itu dikerjakan. Untuk
pendistribusian ke konsumen atau pengepul Rizky Antique tidak mempunyai
kesulitan,karena itu sudah direncanakan sedemikian rupa agar pesanan datang
tepat waktu.
3.4
Penentuan Harga Produk
Modal awal untuk mendirikan usaha Rizky Antique
yaitu dengan uang tabungan sendiri sebesar Rp 15.000.000,-.
Uang itu digunakan untuk membeli bahan baku dan peralatan tukang untuk
menunjang produksi ukir yang masih skala kecil.
Barang yang diproduksi Rizky Antique adalah Gazebo, Rumah Joglo, Gebyok, Rumah Geladak, dll. Produksi barang dilakukan
tergantung dengan pemesan/konsumen. Dalam produksi Rizky Antique 1 buah barang
diperlukan waktu 3 bulan. Jadi tidak bisa diprediksi jumlah produksi Rizky
Antique dalam sebulan atau setahun, karena hal itu tergantung adanya pesanan
atau tidaknya. Kalau tidak ada pesanan maka produksi berhenti sebentar, lalu kalau ada pesanan
maka baru dapat berproduksi kembali. Untuk harga setiap produknya harganya
berbeda-beda. Berikut adalah daftar harga dan nama barangnya;
1. Rumah
Joglo : Rp 50.000.000 – Rp
60.000.000
2. Gazebo : Rp 15.000.000 – Rp
25.000.000
3. Gebyok/meter : Rp 3.000.000 – Rp 4.000.000
4. Rumah
Gladak : Rp 50.000.000 (untuk
ukuran 5x8 meter
Rizky Antique
setiap bulannya memperoleh omset 15.000.000-20.000.000, kalau waktu pesanan
banyak omsetnya bisa naik hingga 2x lipat setiap bulannya tegantung degan pesanan. Rizky
Antique memiliki 20
orang karyawan tetap. Karyawan
di Rizky Antique dibagi menjadi 2 kelompok. 20
Karyawan tersebut dibagi menjadi
kelompok tenaga kerja Ukir dan kelompok tenaga kerja Kayu.
Jam kerja karyawan dimulai dari jam
07:30 – 16.00. Jika
ada lembur paling sampai jam 17:00. Karena jika terlalu lama kasihan juga
sudah terlalu malam dan terlalu lelah. Ada jam istirahatnya jugayaitu dijam
12:00 – 13:00.
Untuk gajinya berbeda-beda, untuk tukang kayu itu
harian gaji yang diperoleh Rp
80.000/orang,untuk tukang ukir itu sistem gajinya borongan gaji yang diperoleh
Rp 20.000/meter ada juga yang Rp 25.000/meter tergantung klasifikasi kayunya. Rizky Antique dalam
tenaga kerja juga menerapkan koordinator atau orang kepercayaan (Mandor) untuk
menjaga proses produksi, sehingga
fungsi controlling tetap berjalan walaupun pemilik usahanya tidak terjun
langsung untuk mengawasi semua karyawannya.
3.5
Perluasan Usaha
Untuk rencana perluasan pemasaran Rizky Antique
sudah ada, namun untuk saat ini
rencana perluasan pemasaran tersebut belum terlaksana. Hal itu dikarenakan
konsumen/pelanggan untuk property rumah tradisional masih sedikit peminatnya.
Sudah banyak orang yang menawarkan
agar Rizky Antique tampil di event seperti pameran, expo, dll. Namun itu semua masih
belum terlaksana karena beberapa faktor, yaitu apabila mengikuti
event maka dibutuhkan banyak orang untuk mengangkut dan transportasi juga. Hal
itu yang masih dipertimbangkan oleh pemilik usaha Rizky Antique.
Pasar Global memang sangatlah menggiurkan terlebih lagi
bagi mereka yang bergerak dibidang bisnis yang sudah lumayan besar dan berdaya
saing yang baik. Globalisasi dapat dijadikan peluang dan manfaat besar
bagi perekonomian atau justru tidak berarti apa-apa bagi pelaku usaha bahkan
dapat menjatuhkan perekonomian Indonesia jika tidak dimanfaatkan semaksimal
mungkin.
3.6
Kompetensi Kewirausahaan
Menyadari peran UKM sebagai kelompok usaha yang memiliki jumlah paling
besar dan cukup dominan dalam perekonomian, maka pencapaian kesuksesan dipasar
global juga akan dipengaruhi kesiapan oleh pelaku UKM tersebut. Dalam hal ini, dibutuhkannya SDM yang berkualitas.
Faktor tersebut menjadi tantangan utama dalam mempersiapkan UKM yang menembus
pasar global.
Mas Sulafudin juga menyebutkan selain sumber daya
manusia, faktor modal juga mempengaruhi berhasil tidaknya UKM dalam
meningkatkan daya saingnya dipangsa pasar global. Dalam wawancara dengan Mas Sulafudin
menuturkan jika mempunyai modal yang mencukupi itu sangatlah menguntungkan,
mengingat jika modal banyak itu juga membantu Rizky Antique sendiri dalam
memperluas pangsa pasarnya. Jika produk Rizky Antique bisa export dan dijual
keluar negeri harga produknya tentunya semakin menggiurkan, mengingat harga
beda provinsi di Indonesia saja seperti jawa tengah dan jawa barat itu sudah
beda. Apalagi jika sampai eksport tentunya itu akan menambah pendapatan Rizky
Antique.
Kompetensi
kewirausahaan Rizky Antique
dapat dilihat dalam upaya pelaku usaha untuk mengatasi permasalahan. Masalah
seputar usaha pada Rizky Antique dan upaya pelaku usaha untuk mengatasinya :
a)
Sumber Daya Manusia
Sumber
Daya Manusia juga merupakan permasalahan bagi Rizky Antique. Karena membutuhkan
karyawan yang bekerja di Rizky Antique tidaklah sembarang orang. Orang tersebut
yang menjadi karyawan di Rizky Antique haruslah mempunyai keahlian dibidang
ukir dan kayu. Menemukan karyawan yang
mempunyai keahlian tersebut juga sedikit susah. Permasalahan yang lainnya
tentang Sumber Daya Manusia adalah ketika karyawan yang sudah dipekerjakan di
Rizky Antique mendapatkan tawaran pekerjaan di lain pelaku usaha dengan tawaran
gaji yang lebih tinggi. Namun itu semua dapat diatasi oleh Mas Sula selaku
pewaris ke-2 dari Rizky Antique,yaitu dengan cara apabila ingin mendapatkan
tenaga tambahan Mas Sula menghubungi relasi-relasi yang kenal agar dimintakan
atau ditarik untuk menjadi tenaga tambahan jika memang membutuhkan tambahan
karyawan. Untuk menyelesaikan permasalahan selanjutnya Mas Sula membebaskan
karyawannya untuk memilih. Jika memang karyawan tersebut lebih memilih yang
lain maka dari pihak Mas Sula memberikan
kebebasan,lalu selanjutnya Mas Sula akan mencari karyawan yang lain dengan
relasi-relasi atau dengan tukang kayu yang memang sudah ahlinya dan bidangnya.
b)
Bahan Baku
Bahan
baku juga menjadi permasalahan,karena sulitnya mencari bahan baku yang harus
sesuai dengan produknya. Semua produk dari Rizky Antique bahan bakunya yaitu
kayu jati tua. Sekarang ini sulit sekali untuk mencari bahan baku kayu jati tua
karena sudah cukup banyak yang berwirausaha dengan bahan baku kayu juga. Jadi
sedikit stok bahan bakunya dan harganya pun mahal. Namun Mas Sula dapat
mengatasi permasalahan tersebut dengan tidak memberatkan satu kota,namun dengan
beberapa kota yang menyediakan kayu jati tua seperti jepara,pati,blora,dll.
Demi kualitas barang dan kepercayaan konsumen terhadap Rizky Antique,usaha
tersebut terus mempertahankan bahan bakunya yang kayu jati tua,walaupun
dipasaran harganya semakin mahal. Kualitas produk merupakan kunci dari Rizky
Antique yang diterapkan.
c)
Pelanggan yang tak
menentu
Pelanggan
yang tak menentu juga membuat permasalahan dalam Rizky Antique. Terdapat
beberapa urusan penting yang tersendat dikarenakan pelanggan yang tak
menentu,yaitu seperti izin,pendapatan,dll. Rizky Antique memang belum berizin karena konsumen itu tak menentu,jadi kalau pas sepi
dan harus membayar royalti maka membayar nya pakai uang apa. Itu adalah jawaban
dari Mas Sula mengapa belum mempunyai izin. Dalam menghadapi permasalahan
tersebut,Mas Sula mengatasinya dengn cara memperbanyak jangkauan pemasaran.
Memperbanyak jangkauan pemasaran yaitu dengan mengunggah di sosial mediaataupun
internet. Maka itu adalah salah satu cara yang dilakukan oleh Mas Sula dalam
menghadapi permasalahan pelanggan tak menentu.
d)
Persaingan dengan
pelaku usaha lainnya
Setiap
bisnis pasti mempunyai saingan atau lawan.Jadi yang menjadi permasalahan dalam
hal persaingan bisnis adalah Sumber Daya Manusianya. Karena takutnya dari Mas
Sula kehilangan karyawannya karena karyawannya lebih memilih di pengusaha lain
yang ditawari dengan gaji yang lebih besar. Dengan permasalahan tersebut Mas
Sula menyelesaikannya dengan cara membuat suasana kenyamanan dalam bekerja
kepada karyawan. Pada saat jam kerja di putarkan musik,kalau memang karyawannya
lelah istirahat terlebih dahulu tidak apa-apa,Mengobrol dan bercanda dengan
karyawannya,memberikan bonus kepada mandornya atas kinerja karyawannya yang
bagus. Untuk Persaingan dengan pelaku usaha lain dalam hal produk,di Rizky
Antique yang paling utama adalah kualitas produk,untuk permasalahan harga itu
bsa dibicarakan kembali.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Pemasaran merupakan bagian terpenting dari
perusahaan yang akan menghasilkan produk/jasa untuk di jual dan di promosikan
dengan bertujuan memperoleh keuntungan yang besar. Harga merupakan biaya atas
pembuatan suatu produk, artinya jumlah pengeluaran dan beban yang
diperkenankan, langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan barang dan
jasa di dalam kondisi dan tempat dimana barang tersebut dapat dipergunakan atau
dijual. Menetapkan
harga yang tepat perlu mempertimbangkan berbagai faktor, tidak sekedar intuisi
atau perasaan, tetapi juga berdasarkan informasi, fakta dan analisis di
lapangan. Perluasan usaha secara ekonomis dapat dilakukan dengan menambah skala
produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha. Dan
menambah jenis usaha, produk, dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang
didiproduksi, serta dengan teknologi berbeda.Perencanaan usaha sebagai langkah
awal dalam memulai usaha memiliki dua fungsi yaitu sebagai pedoman untuk
mencapai keberhasilan manajemen dan sebagai alat menagjukan kebutuhan
permodalan. Perencanaan biasanya memuat unsur – unsur ringkasan eksekutif,
sejarah perusahan, profil usaha, strategi usaha, barang dan jasa yang
dihasilkan, strategi pemasaran, analisis pesaing, ringkasan pemilik, rencana
operasi, data keuangan.Penggunaan strategi dalam berbagai bisnis merupakan keinginan para
pelaku bisnis untuk mengadopsi proses pembuatan strategi yang lebih terarah dan
canggih seperti yang dilakukan oleh jenderal perang. Proses strategik
digabungkan dengan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, penerapan,
pengawasan. Rizky Antique juga
sudah menerapkan konsep jiwa wirausaha seperti yang ada di landasan teori. Rizky Antique sendiri telah mengembangkan usahanya walaupun
masalah permodalan dan kompetitor yang masih menjadi kendala, setiap usaha
pasti ada resikonya dan perusahaan Rizky Antique sudah mengantisipasi dalam upaya menghadapi
masalah dengan melakukan strategi seperti yang ada di pembahasan. Rizky Antique sangat mempriroritaskan kualitas hasilnya
produknya, sehingga konsep kedepannya dari pedoman berwirausaha perusahaan
dapat tumbuh serta menjadi perusahaan yang lebih baik.
4.2
Saran
Dalam
memulai sebuah usaha, kita sebagai enterpeneur harus mengetahui konsep-konsep
pedoman dalam berwirausaha itu sendiri, sehingga kita menjadi paham bagaimana
melakukan usaha dan mampu meminimalisir
terjadinya resiko didalam berwirausaha. Jadi kita dapat menyelesaikan secara
mudah ketika ada suatu permasalahan di dalam perusahaan.
LAMPIRAN
Gambar berikut diambil ketika penulis melakukan observasi di usaha dagang
Rizky Antique :
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani. 2012. Manajemen.
Yogyakarta: BPFE Universitas Gadjah Mada
Sukirman. 2014. Kewirausahaan, Edisi Tujuh. Semarang: Galaksi Nusindo
Merkur 15c Safety Razor - Barber Pole - Deccasino
BalasHapusMerkur septcasino.com 15C Safety nba매니아 Razor - Merkur - 15C 출장안마 for Barber Pole is https://jancasino.com/review/merit-casino/ the perfect introduction to deccasino the Merkur Safety Razor.